Literatur Review 20 Jurnal tentang Emosi

1. Jurnal pertama berjudul "Kecerdasan Emosi" yang ditulis oleh Johana E. Prawitasari. Jurnal ini berisi topik pembahasan mengenai kecerdasan emosi yang sangat diperlukan dalam setiap bidang pekerjaan.

Dapat disimpulkan bahwa jurnal ini membahas tentang kecerdasan emosi yang melibatkan berbagai sistem otak yang berkembang untuk berbagai alasan, bukan hanya satu sistem saja. Kecerdasan emosi dapat diterapkan dalam kehidupan sehari-hari, termasuk penyesuaian terhadap emosi orang lain, manajemen emosi, dan hubungan antara emosi dengan kekebalan tubuh. Penelitian empiris diperlukan untuk memahami kecerdasan emosi dan kajian yang lebih mendalam serta terakreditasi dibutuhkan untuk mendukung pengembangan konsep tersebut.

https://journal.ugm.ac.id/buletinpsikologi/article/view/13280/9503


2. Jurnal ke-dua berjudul "Konsep Sikap Bijaksana sebagai Bentuk Pengendalian Emosi dalam Perspektif Taoisme" dibuat oleh Nidya Ulfa Riyani yang menggunakan metodologi penelitian kualitatif melalui studi pustaka.staka. Penelitian kualitatif adalah metode penelitian yang menghasilkan data deskriptif dalam bentuk kata-kata tertulis atau lisan dari orang yang. 

Kesimpulan dari jurnal ini yaitu emosi manusia terbagi menjadi positif dan negatif yang dapat mempengaruhi persepsi, sikap, dan tingkah laku. Pengendalian emosi penting karena emosi berlebihan dapat membahayakan kesehatan fisik dan psikis. Pengendalian emosi melibatkan proses mengatur perasaan untuk mencapai kestabilan emosi. Kestabilan emosi memungkinkan seseorang untuk menghadapi situasi dengan baik dan tidak mengekspresikan emosi secara berlebihan. Kemampuan mengendalikan emosi meningkatkan produktivitas, membantu dalam mengatasi kekecewaan, dan mengurangi ketegangan. Emosi yang terkendali meningkatkan daya tahan terhadap masalah kompleks, serta memungkinkan seseorang untuk pulih lebih cepat dari kesedihan. Pengendalian emosi yang baik memanfaatkan emosi secara positif tanpa menanggapi secara berlebihan, membantu dalam meraih keberhasilan dalam berbagai bidang. Oleh karena itu, pengendalian emosi sangat penting karena manusia selalu berinteraksi dengan situasi yang membutuhkan respons emosional yang tepat.

https://journal.uinsgd.ac.id/index.php/jra/article/view/17992


3. Jurnal ke-tiga berjudul "Pola Pikir Terhadap Ungkapan Emosi Anak Sebagau Bentuk Pengekspresian Bahasa" ditulis oleh Indra Rasyid Julianto, Metode yang digunakan dalam penelitian ini yaitu metode deskriptif kualitatif karena mengkaji permasalahan yang hasilnya disajikan dalam bentuk kalimat yang di dalamnya terdapat kata dan frasa sebagai penjabarannya. Penelitian kualitatif juga bertujuan untuk merasakan atau memahami kejadian-kejadian tertentu yang dialami oleh subjek penelitian.

Kesimpulan dari jurnal ini emosi anak dipengaruhi oleh sikap orang tua, tayangan yang mereka tonton, dan lingkungan sekitar. Emosi berasal dari pola pikir yang bertemu dengan permasalahan, awalnya muncul melalui gerakan tubuh, dan kemudian tercermin dalam tindakan. Emosi dapat berupa kegembiraan, kemarahan, dan kesedihan, serta dibedakan menjadi positif dan negatif. Anak belajar bahasa dan ekspresi emosi dari interaksi dengan berbagai kalangan dan mencoba menerapkannya dalam komunikasi.

https://e-jurnal.unisda.ac.id/index.php/pentas/article/view/3344


4. Jurnal ke-empat berjudul "Mengenal Emosi Melalui Komunikasi Nonverbal" ditulis oleh Johana E. Prawitasllri dengan menggunakan metode seleksi foto melalui suatu sistem penilaian gerakan-gerakan otot saraf di wajah. Sistem ini telah dikembangkan oleh Ekman dan Friesen (1978) dan disebut .Facial Action Coding System (PACS) digunakan pula rekaman video, audio, dan foto untuk melengkapi perekaman emosi melalui komunikasi nenverbal selama diskusi berlangsung

Jurnal ini membahas tentang penelitian komunikasi nonverbal dan emosi telah dilakukan oleh Prawitasari (1990, 1991) di Indonesia melalui foto tentang ekspresi wajah manusia dan menemukan bahwa hanya 24 dari 37 foto yang valid dalam mengungkapkan emosi dasar yang kemudian mencoba untuk membandingkan kepekaan terhadap komunikasi nonverbal pada masyarakat berbeda budaya, jenis kelamin, dan pekerjaan, menunjukkan kesamaan dan keunikan dalam mengartikan komunikasi nonverbal antarbudaya. 

https://journal.ugm.ac.id/buletinpsikologi/article/viewFile/13384/9598


5. Jurnal ke-lima berjudul "Peran Moderasi Kecerdasan Emosi pada Stres Kerja" ditulis oleh Frengky Sanjaya

Kesimpulan dari jurnal ini yaitu kinerja seorang karyawan tidak hanya diukur dari hasil kerja yang baik, tapi juga dapat mengendalikan emosi diri sehingga dapat menciptakan hubungan yang baik dengan banyak orang, yang disebut Daniel Goleman sebagai kecerdasan emosi

https://journal.unnes.ac.id/nju/jdm/article/view/2453


6. Jurnal ke-enam berjudul "Hubungan antara kecerdasan emosi, kepuasan kerja dan komitmen terhadap organisasi" untuk menyatukan antara kecerdasan emosi, keluasan kerja dan komitmen organisasi. Yang ditulis oleh Noorhafeza Herliani AdeyFerlis Hj. Bahari

Pada jurnal ini mendapatkan hasil bahwa pentingnya kecerdasan emosi dalam membangunkan kepemimpinan dalam organisasi. Sebanyak 54% responden memiliki tahap kepuasan kerja sederhana dan 46% responden tahap tinggi.

Sebuah penelitian oleh Cevent (2005) menunjukkan hubungan positif dan signifikan antara usia dan komitmen organisasi pada guru-guru sekolah kerajaan (r = 0,562, k < 0,01). Pekerja berusia 26 hingga 53 tahun cenderung lebih setia pada organisasinya. Pekerja berusia 31 hingga 40 tahun (49,4%) telah bekerja selama 1 hingga 10 tahun di organisasi yang sama. Pekerja berusia 41 hingga 50 tahun (84,4%) telah bekerja selama 16 hingga 25 tahun di organisasi yang sama.

https://jurnalkemanusiaan.utm.my/index.php/kemanusiaan/article/view/77/73


7. Jurnal ke-tujuh berjudul "Kecerdasan Emosi dan Hubungannya Dengan Nilai Kerja" dibuat oleh Noriah Mohd. Ishak, Ramlee Mustapha, Siti Rahayah Ariffin & Syed Najamuddin Syed Hassan. Kajian ini menggunakan reka bentuk kajian korelasi. Kajian korelasi adalah sejeniskajian untuk menentukan arah dan kekuatan hubungan di antara pemboleh ubah-pemboleh ubah yang dikaji menggunakan statistik korelasi (Gall, Borg, & Gall, 1996)

Individu dengan kestabilan dan kematangan emosi yang rendah gagal dalam kerjaya. Goleman (1995, 1999) menyatakan kecerdasan emosi penting untuk kejayaan kerjaya dan prestasi, dan ini boleh diukur secara empirikal. Kajian Skovholt dan D'Rozario (2000) menunjukkan guru cemerlang disukai pelajar kerana kecerdasan emosi, empati, dan kemahiran sosial mereka. Penting untuk kestabilan emosi dan melibatkan sikap pemaaf, tidak berdendam, dan bertimbang rasa. Guru tanpa kemahiran interpersonal dan empati mempunyai kecerdasan emosi yang rendah.

https://journals.utm.my/jurnalteknologi/article/view/477/467


8. Jurnal ke-delapan berjudul "Gejolak Emosi Dalam Karya Lukis" dibuat oleh Yusuf Fadly Aser yang bertujuan sebagai pengekspresian sebuah ide pemikiran pribadi kedalam kerya lukis

Pada jurnal ini yusuf fadly memperlihatkan bahwa karyanya dapat menyampaikan emosi yang berbeda beda tergantung gaya lukisan dan penggunaan cat warna

https://ejournal.unp.ac.id/index.php/serupa/article/viewFile/1896/1627


9. Jurnal ke-sembilan berjudul "Pengaruh Emosi Positif Terhadap Working Memory Pada Mahasiswa Muhammadiyah Bandung" Penelitian ini menggunakan metode eksperimen dengan one group pretest-posttest design atau within group subject design. Desain ini dimaksudkan untuk melakukan pengukuran sebelum (pretest) pemberian treatment dan juga setelah (posttest) pemberian treatment. 

Dalam pelaksanaan eksperimen, partisipan diminta untuk melihat tayangan 10 kata dalam waktu 30 detik yang setiap katanya ditayangkan selama 3 detik. Kemudian subjek diminta untuk menulis kata-kata yang mereka ingat pada selembar kertas. Itu adalah tahap pretest, selanjutnya dilanjutkan dengan pemberian treatmentberupa menayangkan video humor yang kemudian dilanjutkan dengan posttest menggunakan prosedur yang sama dengan pretest. Subjek diminta untuk melihat 10 kata dalam waktu 30 detik dimana satu kata ditayangkan selama 3 detik, kemudian dilanjutkan dengan menuliskan kembali kata-kata yang mereka ingat dari apa yang telah diperlihatkan kepada subjek.

https://journal.uinsgd.ac.id/index.php/jops/article/download/25038/9770


10. Jurnal ke-sepululuh membahas tentang "Pelatihan Regulasi Emosi untuk Meningkatkan Kesejahteraan Subjektif Orang dengan Hipoertensi Esensial" ditulis oleh Dwi Widarna Lita Putri, Qurotul Uyun, Indahria Sulistyarini Penelitian ini menggunakan desain kuasi-eksprimental. Rancangan eksperimen yang digunakan dalam penelitian ini adalah tes awal tes akhir control group design, yaitu metode eksperimen yang berusaha untuk membandingkan sekelompok orang.

Kesimpulan dari jurnal ini penderita hipertensi cenderung mengalami penurunan kemampuan dalam mengenali emosi negatif seperti rasa marah, takut dan sedih. Berdasarkan uji asumsi yang telah dilakukan, yaitu uji normalitas yang datanya berdistribusi normal, maka hal ini memenuhi syarat untuk melakukan uji hipotesis dengan menggunakan uji independen sample tes. 

https://journals.usm.ac.id/index.php/philanthropy/article/view/675


11. Jurnal ke-sebelas membahas tentang "Meditasi Meningkatkan Regulasi Emosi Pada Remaja" dibuat oleh Natassa R. Tejena dan Luh Made Karisma Sukmayanti, variabel bebas dari penelitian ini adalah meditasi dan variabel tergantung dari penelitian ini adalah regulasi emosi remaja. 

Inti dari jurnal ini menunjukkan bahwa meditasi berdampak positif pada emosi individu, seperti meningkatkan kecerdasan emosi dan menurunkan emosi negatif serta kecemasan. Seperti pada teknik meditasi di Bali Usada dibuat berdasarkan lontar kuno di Bali, ajaran guru meditasi dan penyembuh tradisional, serta pengalaman Merta Ada sebagai penyembuh.

https://simdos.unud.ac.id/uploads/file_penelitian_1_dir/f6cc765dab8902ed8a6087e1534e47c6.pdf


12. Jurnal ke-duabelas membahas tentang "Pengaruh Pelatihan Regulasi Emosi untuk Meningkatkan Subjective Well-Being pada Orangtua dengan Anak Berkebutuhan Khusus (ABK)" dibuat oleh Siti Nurlaela, Studi ini menggunakan metode penelitian kuantitatif dengan desain pre-test post-tes one group design. Alat pengumpul data dalam studi ini menggunakan skala wellbeing. 

Kesimpulan dari jurnal ini yaitu regulasi emosi menurut pandangan evolusioner sangat penting karena otak manusia memiliki bagian yang mendorong individu untuk bertindak sesuai situasi emosional tertentu, sementara bagian lain menilai bahwa respons emosional ini tidak sesuai dengan situasi saat itu (Gross, 1999). Regulasi emosi digambarkan sebagai keterampilan, perilaku, dan strategi untuk memulai, mengendalikan, memodulasi, dan menghambat pengalaman serta ekspresi emosional agar sesuai dengan situasi (Kullik & Peterman, 2013). 

http://download.garuda.kemdikbud.go.id/article.php?article=580144&val=7242&title=Pengaruh%20Pelatihan%20Regulasi%20Emosi%20%20untuk%20Meningkatkan%20Subjective%20Well-Being%20pada%20Orangtua%20dengan%20Anak%20Berkebutuhan%20Khusus%20ABK


13. Jurnal ke-tigabelas membahas tentang "Efek Dukungan Emosional Keluarga Pada Harga Diri Remaja : Pilot Study" dibuat oleh Mara Imbang S. Hasiolan dan Sutejo, menggunakan metode penelitian korelasi dengan potong lintang.Populasi penelitian adalah remajasebanyak 31 orang.

Kesimpulannya yaitu penelitian menunjukkan dukungan emosional keluarga meningkatkan harga diri remaja dengan memberikan perasaan nyaman, dicintai, dan termotivasi. Rasa aman dan kasih sayang juga membuat remaja lebih percaya diri dan dihargai.

https://jki.ui.ac.id/index.php/jki/article/view/400/pdf_198


14. Jurnal ke-empatbelas membahas tentang "Pengaruh Puasa Sunnah Daud Terhadap Kecerdasan Emosional Mahasiswa Ma'had Al-Husain Bin Ali" ditulis oleh Sabirin B.Syukur dan Euis Hidayat, Jenis penelitian yang digunakan penelitian kuantitatif dengan desain penelitian pre eksperiemen one group pretest-postes. 

Mendapatkan kesimpulan bahwa penelitian di Ma'had Al-Husain bin Ali dengan 15 responden (4 laki-laki dan 11 perempuan) menunjukkan bahwa mayoritas responden adalah perempuan. Penelitian Azhar dan Aini (2012) serta Barnes (2013) menyatakan bahwa perempuan memiliki kecerdasan emosional lebih tinggi dibanding laki-laki karena perempuan lebih menekankan emosinya. Meskipun keduanya memiliki kemampuan meningkatkan kecerdasan emosional, perempuan lebih unggul dalam mengembangkan keterampilan emosi. Ciarrochi juga menemukan bahwa remaja perempuan lebih baik dalam mengenali, mengelola, dan menggunakan emosi untuk membangun hubungan dibanding remaja laki-laki.

https://journal.umgo.ac.id/index.php/Zaitun/article/view/1184


15. Jurnal ke-limabelas membahas tentang "Pengaruh Kecerdasan Emosi dan Kontrol Diri terhadap Cyberbullying pada Siswa di MTs Ma’arif Temanggun" dibuat oleh Anang Setiya Budi dan Eko Nusantoro

Kebijakan berperan penting dalam mengatasi perilaku cyberbullying di sekolah, yang berasal dari praktik bullying berkelanjutan. Sekolah harus terlibat dalam menangani cyberbullying sesuai dengan UU Perlindungan Anak No. 23 Tahun 2002 Pasal 54, yang menyatakan bahwa anak di lingkungan sekolah harus dilindungi dari kekerasan oleh guru, pengelola sekolah, atau teman.

https://journal.neolectura.com/index.php/focus/issue/view/36


16. Jurnal ke-enambelas membahas tentang "Pengaruh art therapy menggambar dalam layanan konseling kelompok dapat meningkatkan pengelolaan emosi marah" ditulis oleh Dian Kartika, Indiati dan Nofi Nur Yuhenita, Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah kuantitatif pra-s eksperimen jenis one group pre-tes post-tes design. Pada desain ini sebelum diberikan treatmentterdapat pre-test.

Dapat diambil kesimpulan bahwa konseling kelompok dengan art therapy menggambar meningkatkan pengelolaan emosi marah remaja melalui pemecahan masalah kreatif dan visualisasi masalah yang dihadapi.

https://journal.unimma.ac.id/index.php/bcr/article/view/5741


17. Jurnal ke-tujuhbelas membahas tentang "Untuk Meningkatkan Keterampilan Mengelola Emosi Marah" ditulis oleh Nurhayati, Faijin, Amiruddin dan Sulistia Indah

Keterampilan mengelola emosi marah adalah kemampuan penting untuk mencapai keseimbangan emosi. Pelatihan ini bertujuan untuk memahami dan mengelola emosi tanpa menekannya, karena setiap emosi memiliki nilai dan makna. Kesadaran diri tentang emosi membantu individu mengendalikan reaksi emosional. Emosi yang tumpang tindih seringkali ditandai oleh ketegangan dan kelelahan. Kecerdasan emosi memengaruhi kemampuan dalam belajar keterampilan praktis, terutama dalam kesadaran diri, pengaturan diri, motivasi, empati, dan keterampilan sosial.

https://jurnal.stkipbima.ac.id/index.php/GW/article/view/449


18. Jurnal ke-delapanbelas membahas tentang "Kecerdasan Emosi" dibuat oleh Hari Baktio

Kesadaran melibatkan kompleksitas fungsi otak seperti korteks serebri, basal ganglia, substantia nigra, thalamus, dan sistem aktivasi retikuler. Ini memungkinkan seseorang untuk merespons rangsangan lingkungan, memilih informasi yang masuk, dan menggabungkan reaksi psikofisiologis. Dalam kesadaran, individu mampu memberikan reaksi fisik, menginterpretasinya, dan menunjukkan reaksi psikologis yang beragam terhadap rangsangan, seperti menjauhi api rokok dan merasakan rasa sakit jika terbakar.

https://www.academia.edu/download/33872611/KECERDASAN_EMOSI_final.pdf


19. Jurnal ke-sembilanbelas membahas tentang "Pengaruh Penggunaan Gadget Terhadap Perilaku Remaja Dalam Keluarga" ditulis oleh Fitriana, Anizar Ahmad dan Fitria

Kesimpulannya gadget digunakan oleh semua usia untuk berbagai kebutuhan. Penelitian Puspita Sari dan Mitsalia (2016) menunjukkan bahwa 29% orang tua anak pra sekolah melihat dampak negatif gadget, seperti anak menjadi pendiam, lebih suka bermain gadget daripada dengan teman, meniru adegan kekerasan, dan bersikap acuh. Dampak pada remaja lebih besar karena mereka sedang mencari jati diri. Teknologi informasi dan komunikasi berkembang pesat dan digunakan oleh semua lapisan masyarakat. Orang dewasa menggunakan gadget untuk komunikasi, informasi, dan hiburan, sedangkan remaja menggunakannya untuk belajar, bermain game, dan hiburan dengan durasi dan intensitas yang bervariasi.

https://jurnal.ar-raniry.ac.id/index.php/Psikoislam/article/view/7898


20. Jurnal ke- duapuluh membahas tentang "Pengaruh Pola Asuh Otoriter Terhadap Kecerdasan Emosi Pada Remaja Madya" ditulis oleh Alvi Novianty

Penelitian ini menunjukkan bahwa pola asuh otoriter berhubungan terbalik dengan kecerdasan emosi remaja semakin tinggi otoriter, semakin rendah kecerdasan emosi, dan sebaliknya. Masa remaja ditandai dengan peningkatan konflik dengan orang tua, yang sering mencoba mengendalikan anak secara keras. Remaja yang diperlakukan secara otoriter cenderung tidak bisa mengontrol emosi, tertutup, dan menyimpan konflik dalam hati. Pola asuh orang tua memengaruhi kecerdasan emosional remaja, yang penting dalam pengambilan keputusan dan pengelolaan emosi.

https://ejournal.gunadarma.ac.id/index.php/psiko/article/view/1539


Dari ke-20 jurnal yang saya baca dapat disimpulkan bahwa emosi dapat memengaruhi berbagai macam hal seperti fokus, pekerjaan, sekolah, dll. Ada pula beberapa tips untuk mengendalikan emosi terutama marah

Komentar

Postingan populer dari blog ini